BAKTERI
Bakteri – Ciri ciri, Struktur,
Perkembangbiakan, Bentuk dan Manfaatnya
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan
lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan
protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi
bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila
peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi
sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma,
tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan
makanan yang dibutuhkan.
granula
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding
sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk
batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti
rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi
lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan
hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus
tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah
membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan
berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis
bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak
menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma,
materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu
tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan
tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus),
batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan
basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
basil
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan
membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
spirilia
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk
adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang
menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan
peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran
materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik,
bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel
bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu
bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid
secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram
negatif.
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang
menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
VIRUS
Ciri-Ciri Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
2. Virus berukuran amat kecil
, jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron
= 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang
pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus umumnya berupa
semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada yang berbentuk
oval , memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong
dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
5. Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi
tubuh, dan serabut ekor.6. virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat
berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan,
tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan
dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
Struktur Dan Fungsi Bagian Virus
Struktur Dan Fungsi Bagian Virus
Pada
umunya struktur tubuh virus tersusun atas asam nukleat dan kapsid, selain itu
ada juga truktur tubuh virus tambahan. Asam nuklead terdiri atas
deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat (DNA) dan RNA. Adanya asam
nukleat inilah yang menjadi ciri bahwa virus dapat dikategorikan sebagai
makhluk hidup. Kapsid merupakan selubung protein yang membungkus asam nukleat.
Kapsid tersusun atas beribu – ribu molekul protein yang disebut kapsomer.
Kapsomer mempunyai bentuk bermacam – macam dan menentukan bentuk luar dari
virus itu sendiri.
Kapsid
bersamaan dengan asam nukleat yang membungkusnya disebut nukleupsid. Pada virus
tertentu, nukleokapsid dbungkus lagi oleh selubung tambahan yang mengandung
protein, glikoprotein dan juga lipida. Untuk virus berbentuk heliks, protein
kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom
virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung
dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer.
Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada
virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan
dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada
selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan
pemasukan ke sel inang pada awal infeksi. Virus cacar air memiliki selubung
virus.
1.
Kapsid
Kapsid
merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk heliks
(batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus
adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling
kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali
dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri Escherichia coli,
ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan
seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya. Kapsid virus sferik menyelubungi
genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat
seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer
hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk
simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid
virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat
diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel. Virus yang strukturnya sempurna, matang, dan
mampu menginfeksi sel hidup disebut virion. Fungsi kapsid bagi virion adalah
sebagai berikut.
1.
Melindungi asam nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim pencernaan
(nuklease).
2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian untuk mengenali reseptor (tempat melekat) pada permukaan sel inang.
3. Menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan infeksi.
2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian untuk mengenali reseptor (tempat melekat) pada permukaan sel inang.
3. Menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan infeksi.
Seperti
yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid
dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein
yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis
bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid.
Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri.
2.
Kapsomer
Kapsomer
adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya
sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik
tembakau yang memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari
seribu kapsomer, namun dari satu jenis rotein saja. Partikel lengkap virus
disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi en, sedangkan
komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme enginfeksian sel
inang.
3.
Struktur tambahan lainnya
Struktur
tambahan lainnya, yaitu selubung virus yang menyelubungi kapsid dan berfungsi
untuk menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein
sel inang serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu sendiri.
Tidak semua virus memliki struktur tambahan ini, ada beberapa yang memilikinya,
misalnya virus influenza. Secara kebetulan faga tipe genap yang diketemukan
(T2, T4 dan T6) memiliki kemiripan dalam struktur, yaitu kapsidnya memiliki
kepala iksohedral memanjang yang menyelubungi DNA dan struktur tambahan
lainnya, yaitu pada kepala iksohedral tersebut melekat ekor protein dengan
serabut-serabut ekor yang digunakan untuk menempel pada suatu bakteri. Virus
mempunyai sifat-sifat yang membedakannya dari mikroorganisme yang lain, yaitu:
- dalam
tubuh virus terkandung salah satu asam nukleat, DNA atau RNA saja;
- dalam
proses reproduksinya, hanya diperlukan asam nukleat;
- berukuran
sangat kecil sekitar 20 – 300 milimikron;
- virus
tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel hidup,
dapat dikatakan virus bukanlah makhluk hidup yang mandiri, melainkan
makhluk hidup yang memanfaatkan sel-sel hidup untuk memperbanyak diri;
- multiplikasi
terjadi pada sel-sel hospes;
- dapat
dikristalkan (sebagai benda tak hidup) dan dapat dicairkan kembali.
Cara Hidup Virus
Virus tidak dapat berdiri sendiri atau hidup bebas di alam
ini. Virus hidup secara parasit pada bakteri, tumbuhan, hewan, dan
manusia.
1 . Virus Bakteri
Tidak ada satu bakteri pun yang tidak mengandung virus.
Virus yang menginfeksi bakteri adalah bakteriofag. Bakteriofag dapat berkembang
cepat sehingga dalam waktu yang singkat dapat menghancurkan sejumlah bakteri.
Bakteriofag memiliki inti asam nukleat berbentuk DNA ganda berpilin atau
tunggal berpilin atau RNA rantai tunggal. Contoh bakteriofag adalah E.
coli.
2 . Virus Tumbuh-tumbuhan
Sebagian besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh
virus. Serangan virus ini dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi yang
sangat besar, misalnya, virus yang menyerang tanaman kentang dan
tembakau.
Bahan genetik dari virus tumbuh-tumbuhan adalah RNA. Virus
ini dapat memasuki bagian dalam sel secara aktif atau dapat melalui cedera,
misalnya, cedera akibat gosokan pada daun. Di alam virus ditularkan secara
kontak langsung atau melalui vektor.
Sejumlah besar virus dapat juga
ditularkan melalui serangga. Virus sering memperbanyak diri di dalam saluran
pencernaan serangga (virus persisten). Virus dapat menginfeksi tumbuhan lain
setelah terjadi masa inkubasi di dalam serangga. Sementara itu, virus yang
tidak persisten dapat ditularkan melalui gigitan serangga secara
langsung.
3. Virus Patogen pada Hewan
Bahan genetik virus hewan adalah DNA ganda berpilin atau RNA
polinukleotida tunggal. Virus dapat menimbulkan penyakit rabies (anjing gila),
sampar pada ayam, ebola pada kera, dan penyakit kuku pada ternak. Virus ini
dapat ditularkan secara kontak langsung atau melalui perantara
serangga.
Untuk penelitiannya, diperlukan hewan percobaan atau telur
ayam yang sudah dierami. Selain itu, virus juga dapat diperbanyak dengan kultur
jaringan. Perbanyakan ini dapat dilakukan di laboratorium.
4. Virus yang Menyerang Manusia
Virus yang menyerang manusia, antara lain, virus cacar air,
cacar, campak, influenza, polio, mata belek, hepatitis, demam berdarah, diare,
HIV AIDS, dan virus AI. Virus pada manusia dapat ditularkan secara kontak
langsung maupun tidak langsung.
Mata belek, influenza, dan cacar dapat ditularkan secara
kontak langsung atau lewat udara. Hepatitis dan polio dapat ditularkan
melalui air sumur yang tercemar dan sendok atau piring bekas penderita ataupun
keringat penderita.
Demam berdarah dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti. Sementara itu, virus HIV AIDS dapat ditularkan melalui jarum
suntik, air ludah, transfusi darah, air susu, plasenta ibu hamil pada janinnya,
hubungan kelamin, serta cairan vagina dan sperma.
Pengembangbiakan Virus
Virus bukanlah sel yang dapat berkembang biak sendiri. Cara berkembang biak virus berbeda dengan makhluk hidup lain. Virus tidak mampu memperbanyak diri di luar sel-sel hidup sehingga dikatakan bahwa virus bukanlah makhluk hidup yang dapat hidup mandiri.
Virus selalu memanfaatkan sel-sel hidup sebagai inang untuk
memperbanyak dirinya. Replikasi terjadi di dalam sel inang.
Untuk dapat mereplikasi asam nukleat dan mensintesis protein
selubungnya, virus bergantung pada sel-sel inang. Replikasi ini menyebabkan
rusaknya sel inang. Setelah itu, virus akan keluar dari sel inang. Di luar sel
inang, virus disebut sebagai partikel virus yang disebut virion.
Ada beberapa tahapan dalam replikasi virus, yaitu tahap
adsorpsi (penempelan) virus pada inang, tahap injeksi (masuknya) asam inti ke
dalam sel inang, tahap sintesis (pembentukan), tahap perakitan, dan tahap litik
(pemecahan sel inang). Berdasarkan tahapan tersebut, siklus hidup virus
dapat dibedakan lagi menjadi siklus litik dan siklus lisogenik.
1. Siklus Litik
Replikasi virus dalam sel inang merupakan peristiwa yang sangat kompleks, tahap demi tahap dari proses sintesis, mulai dari terinfeksinya sel inang sampai pembebasan partikel-partikel virus.
Seperti virus lain, bakteriofag tidak dapat bergerak. Jika
suspensi bakteriofag bebas bercampur dengan suspensi bakteri, akan terjadi
persinggungan kebetulan yang menyebabkan bakteriofag teradsorpsi pada permukaan
bakteri. Selanjutnya, DNA bakteriofag terinjeksi ke dalam bakteri.
Setelah beberapa waktu, terjadilah lisis sel-sel inang yang
ditandai dengan pembebasan bakteriofag bentukan, kemudian baru ke dalam medium
suspensi.
a. Tahap Adsorpsi
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel
bakteri. Virus hanya menempel pada dinding sel yang mengandung protein khusus
yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel
disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel,
virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat menghancurkan atau membuat
lubang pada sel inang.
b . Tahap Injeksi
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas
penambatan lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke
dalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel,
sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah
kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
c . Tahap Sintesis (Pembentukan)
Virus tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus
akan melakukan sintesis dengan menggunakan sel inangnya.
Setelah asam nukleat disuntikan ke dalam sel inang, segera
menimbulkan perubahanperubahan besar pada metabolisme sel yang terinfeksi (sel
inang atau bakteri). Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan
menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti.
Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian mengendalikan
kehidupannya.
Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang sudah tidak berdaya,
DNA virus akan mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengopi diri dalam
jumlah yang sangat banyak. Sintesis DNA virus dan protein terbentuk atas kerugian
sintesis bakteri yang telah rusak. DNA virus ini kemudian akan mengendalikan
sintesis DNA dan protein yang akan dijadikan kapsid virus.
d . Tahap Perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah
antara kepala, ekor, dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi
kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan
DNA virus.
Artikelnya bermanfaat kak, ini saya juga punya artikel tentang Bakteri, semoga dapat saling melengkapi
BalasHapusMateri Biologi - Bakteri - MARKIJAR.Com